4. MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROBA
A. Morfologi Mikroba
Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti umum didapatkan pada bakteri, ragi dan mikroalgae, dapat pula berbentuk filamen atau serat , yaitu rangkaian sel dengan jumlah lebih dari dua, berbentuk rantai , spt fungi dan mikroalgae. Filmen ini ada yang filamen semu (kalau hubungan antara sel tidak ada, spt fungi dan ragi) dan filamen benar (kalau antara satu sel dengan lainnya terdapat hubungan yang jelas, baik secara morfologis maupun fisiologis, bentuk ini umum didapatkan pada fungi dan mikroalgae).
Bentuk lain adalah koloni, yaitu gabungan dua sel atau lebih di dalam satu “ruang” seperti yang didapatkan pada mikroalgae, dan bentuk “jaringan semu” yaitu susunan serat membentuk jaringan (tetapitidakseperti pada jaringan pada mh tingkat tinggi) seperti pada jamur.
Bentuk umum bakteri adalah bulat (coccus) dan batang / bulat panjang (Basillus). Dari kedua bentuk umum tersebut didapatkan variasi sbb:
1. Monococcus, kalau hanya satu-satu bentuk bulat
2. Diplococcus, kalau dua buah sel bentuk bulat berdempetan
3. Tetracoccus, kalau empat buah sel bentuk bulat berdempetan
4. Sarcina, kalau delapan buah sel, empat dibagian bawah dan empat buah sel dibagian atas, bentuk bulat berdempetan
5. Steptococcus, kalau untaian sel lebih dari empat buah sel bentuk bulat membentuk mata rantai
6. Stafilococcus, kalau gabungan sel lebih dari empat buah sel bentuk bulat membentuk gabungan seperti buah anggur
7. Monobasil, kalau hanya satu-satu bentuk batang
8. Diplobasil, kalau dua buah sel bentuk batang berdempetan
9. Streptobasil, kalau untaian sel lebih dari empat buah sel bentuk batang membentuk mata rantai
10. Spiril atau koma, yaitu bentuk batang yang berubah menjadi melengkung atau seperti putaran sekrup.
Pada jamur bentuk tubuhnya mulai dapat dibagi-bagi menjadi sel-kaki, konidiospora, vesikel dan sterigma, misalnya pada Aspergillus dan Penicillium.
Bentuk umum dan variasi bentuk yang kemudian terjadi baik secara baka ataupun sebagai bentuk-kelainan karena pengaruh lingkungan untuk tiap kelompok mikroba berbeda-beda. Bahkan diketemukan bentuk Involusi yaitu bentuk sementara yang terjadi karena lingkungan yang berbeda, contoh bakteri Bacillus megaterium yang semula berbentuk bulat lonjong, karena adanya senyawa karsinogen berubah menjadi hampir bulat atau tidak beraturan.
B. Struktur Sel Mikroba
Sel mikroba sebagai contoh umumnya adalah sel Bakteri. Struktur tubuh bacteri terdiri dari selaput luar, sitoplasma dan materi inti (DNA).
Selaput luar ada 3 lapisan:
Membran plasma, selaput yang terdekat dengan sitoplasma, tersusun oleh senyawa protein, lipida dan asam nukleat, serta mempunyai enzim pernafasan. Dapat berdeferensiasi membentuk struktur lain, seperti kromatofora, atau bacteri Thiovulvum majus membentuk lapisan berlapis-lapis disebut desmosom. Pada beberapa jenis bacteri membran plasma dapat membentuk lekukan kedalam (invaginasi) yang disebut mesosom, fungsinya: untuk respirasi dan sekresi, dan menerima DNA pada saat konjugasi serta sintesis dinding sel.
Dinding sel, sebelah kuar dari membran plasma, sifatnya kaku. Tersusun dari hidrat arang, lemak protein dan bahan organik lain. Yang menyebabkan kaku adalah peptidoglikan yang merupakan polimer yang amat besar terdiri dari tiga macam bahan pembangun: 1) N-asetilglukosamin (AGA), 2) asam N-asetil muramat (AAM) dan 3) suatu peptida yang terdiri dari 4 atau 5 asam amino yaitu L-alanin, D-alanin, asam D-glutamat, dan lisin atau asam diamino pimelat. Peptidoglikan bersama-sama dengan dua komponen lain dinding sel, yaitu asam diamino pimelat dan asam tekoat,hanya dijumpai pada sel prokariotik. Fungsinya: memberi perlindungan lapisan protoplasma, berperan dalam reproduksi sel dan mengatur pertukaran zat serta mempengaruhi kegiatan metabolisme.
Berdasarkan pewarnaan gram pada dinding selnya, maka sel bakteri digolongkan 2 golongan yaitu bakteri gram positif dan gram negatif.
Beberapa ciri bakteri gram positif dan gram negatif.
CIRI | PERBEDAAN RELATIF | |
GRAM POSITIF | GRAM NEGATIF | |
Struktur Dinding Sel | Tebal (15-80 mm) Berlapis tunggal (mono) | Tipis (10-15 mm) Berlapis tiga (multi) |
Komposisi dinding sel | Kandungan lipid rendah (1-4%) Peptidoglikan sebagai ada lapisan tunggal, komponen utama merupakan lebih dari 50% berat kering sel bakteri Asam tekoat | Kandungan lipid tinggi (11-22%) Peptidoglikan ada didalam lapisan kaku sebelah dalam,jumlahnya sedikit, merupakan 10% berat kering Tidak ada asam tekoat |
Kerentanan terhadap penisilin | Lebih rentan | Kurang rentan |
Pertumbuhan dihambat oleh zat warna dasar (UK) | Pertumbuhan dihambat dengan nyata | Pertumbuhan tidak begitu dihambat |
Persyaratan nutrisi | Relatif rumit pada banyak spesies | Relatif sederhana |
Resistensi terhadap gangguan fisik | Lebih resisten | Kurang resisten |
Kapsula , hanya dimiliki oleh beberapa bacteri, berupa selaput lendir yang tersusun oleh hasil metabolisme sel yang disekresikan, terdiri dari senyawa yang kompleks berupa polisakarida seperti gula-sederhana, gula-amin,asam-gula dan campurannya. Fungsinya: melindungi sel dan juga bertindak sebagai pengikat antar sel. Secara khusus, kapsula bagi bakteri mempunyai arti yang penting karena erat hubungannya dengan sifat patogenitas suatu jenis.
Flagella atau Trikha, adalah alat gerak bakteri yang ditemukan pada hampir semua jenis bentuk lengkung dan sebagian bentuk batang. Berukuran sangat kecil dengan ketebalan antara 0,02-0,1 μ dengan panjang tidak melebihi panjang selnya. Sedang yang tidak memiliki flagela disebut atrik, biasanya yang bentuk bulat (kokus)
Berdasarkan letak flagella, maka bakteri dibagi 4 golongan, yaitu:
a. Monotrikha, kalau jumlah flagela hanya satu buah terletak pada bagian ujung sel.
b. Lofotrikha, kalau jumlah flagela banyak tetapi terletak pada salah satu ujung sel.
c. Amfitrikha, kalau pada tiap-tiapujung sel terletak satu buah atau satu berkas flagella.
d. Peritrikha, kalau jumlah flagela sangat banyak dan terletak pada permukaan sel.
Pili atau Fimbria, adalah benang halus yang keluar/ menonjol dari dinding sel,yang hanya ditemukan pada bakteri bentuk batang gram negatif. Susunan kimia pili terdiri dari protein yang dinamakan pilia, yaitu heteropolimer dari 18 asam amino yang bersifat antigenik.
Baik pili, flagella ataupun kapsula, dapat terlepas dari sel secara mekanik tanpa harus merusak pertumbuhan ataupun kehidupan jasadnya.
Sitoplasma , tidak terdapat organela sel, terdapat ribosom yang letaknya tersebar. Terdapat: Volutin berupagranula yang sangat kaya akan organik fosfat; Granula poli-beta-hidroksi asam butirat, terbentuk dari asam lemak yang terpolimerisasi.
Materi inti (DNA) sering disebut kromosom bacter/genophore. Tempat molekul DNA pada sitoplasma disebut Nukleoid.
Spora, berbentuk bulat atau bulat lonjong, sangat membias cahaya, sukar diwarnai dan sangat resisten terhadap faktor lingkungan yang buruk. Beberapa jenis bakteri yaitu genus Clostridium dan Bacillus, mempunyai spora yang disebut Endospora (karena letaknya di bagian dalam sel), merupakan bentuk istirahat (laten) bakteri.
Berdasarkan letak spora di dalam sel, maka dikenal ada:
o Spora terminal, contoh pada Bacillus thuringiensis, B. Polymyxa, B. sphaericus.
o Spora sentral, contoh pada Bacillus megaterum, B. Polymyxa
o Spora lateral, contoh pada Bacillus laterosporus
Terbentuknya spora pada bakteri terjadi pada saat suasana lingkungan sangat buruk bagi bakteri tersebut, maka sporulasi atau proses pembentukan spora akan terjadi. Dan ternyata kejadian ini akan terjadi pada banyak sel secara serempak. Proses kejadiannya seperti akumulasi setempat hasil sintesis bahan sitoplasma yang sangat membias cahaya, kemudian diselubungi dengan dinding atau membran tertentu. Spora kemudian akan berkecambah apabila faktor-faktor lingkungan yang menyertainya seperti kadar air, kelembaban, cahaya, temperatur, cocok atau memungkinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar