Jumat, 15 April 2011

6. JAMUR; 7. ALGA ;DAN 8. PROTOZOA

6. JAMUR; 7. ALGA ;DAN 8. PR OTOZOA DIBUAT REVIEW UNTUK TUGAS KELOMPOK, MASING-MASING KELAS DIBAGI 3 KELOMPOK.

TUGAS KELOMPOK:
1. MEMBUAT REVIEW TENTANG JAMUR
2. MEMBUAT REVIEW TENTANG ALGA
3. MEMBUAT REVIEW TENTANG PROTOZOA

TUGAS INI AKAN DIPRESENTASIKAN SETELAH UTS !!!

11. PENGENDALIAN MIKROORGANISME


Oleh: Nur Ilmiyati
Alasan utama pengendalian mikroorganisme adalah :
1)  Mencegah penyebaran penyakit     dan infeksi.
2)  Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3)  Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan kimia.
       Beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme :
a)- Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
b)- Desinfeksi
c)-  Antiseptis
d)- Sterilisasi
e)- Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya
f)-  Pengendalian Mikroba dengan Radiasi
g)- Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi
h)- Pengendalian Mikroba dengan Bahan Kimia
Penjelasan:
a)- Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi mikroorganisme pd suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah men-ciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi per-tumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi mikroba.
b)- Desinfeksi
Adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap per-alatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membu-nuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.
c)- Antiseptis
Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikro-organisme dengan cara menghancur-kan atau menghambat aktivitas mikroba.
d)- Sterilisasi/suci hama
Proses menghancurkan semua jenis kehidup-an mikroorganisme sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan peng-aplikasian udara panas. Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu Panas kering  dan Panas lembab :
                1)    Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium. Suhu efektifnya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya adalah oven.
                2)    Panas lembab dengan uap jenuh berte-kanan. Sangat efektif untuk sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat dan kelem-baban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba yang menyebabkan sel hancur.    Suhu efektifnya adalah 121oC pada tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan : pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
e)- Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya :
1)  Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
2)  Pasteurisasi : Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali berdasar-kan  waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilaku-kan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit.
3)  Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu 100oC selama 10-15 menit.  Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa virus masih dapat hidup. Biasanya dilakukan  pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.
4)  Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus) sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang sederhana seperti jarum ose.
5)  Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium  diatas pembakar bunsen  dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran
f)- Pengendalian Mikroba dengan Radiasi, Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi.
1)  Sinar UV : Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati. 
2)  Sinar Ionisasi : yang termasuk sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar dan biasanya hanya digunakan pada industri farmasi maupun industri kedokteran.
-   Sinar X : Daya penetrasi baik namun perlu  energi besar.
-   Sinar alfa : Memiliki sifat bakterisidal tetapi    tidak memiliki daya penetrasi.
-   Sinar beta : Daya penetrasinya sedikit lebih  besar daripada sinar X.
-   Sinar gamma : Kekuatan radiasinya besar  dan efektif untuk sterilisasi bahan makanan
g)- Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi : Ada dua filter, yaitu filter udara dan filter bakteriologis.
1)  Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow)
2)  Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yg tidak tahan terhadap pemanasan, mis. larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll.
    Teknik filtrasi prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah bakteri saja.     Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.
h)- Pengendalian Mikroba dengan Bahan Kimia
 Agen kimia yang baik adalah yang memiliki kemam-puan membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak bahan atau alat yang di-disinfeksi.
Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolong-kan menjadi :
1)  Agen kimia yang merusak membran sel mikroba.  
-.  Golongan Surfactants (Surface Active Agents),  yaitu  golongan anionik, kationik dan nonionik.
-.  Golongan fenol.
2)  Agen kimia yg merusak enzim mikroba.
                 -  Golongan logam berat seperti arsen,                 perak,  merkuri dll
                -  Golongan oksidator spt gol. halogen, hidrogen peroksida dan formaldehid.
                3)  Agen kimia yang mendenaturasi protein.
                Agen kimiawi yg menyebabkanterjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma,              seperti  alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan  alkalis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Efektivitas Agen kimia di dalam mengendalikan mikroba, yaitu :
-   Konsentrasi agen kimia yang digunakan.  Semakin tinggi  konsentrasinya maka        efektivitasnya semakin meningkat.
-   Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
-   Sifat dan jenis mikroba.  Mikroba yang berkapsul dan berspora resisten  dibandingkan yang  tidak berkapsul dan berspora.
-   Adanya bahan organik dan ekstra.  Adanya bahan-bahan organik dapat menurunkan efektivitas agen kimia.
-   pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat  berubah seiring dengan perubahan pH.

Rabu, 06 April 2011

9. VIRUS BACTERIAL DAN 10. VIRUS HEWAN DAN TUMBUHAN


VIRUS BACTERIAL  DAN VIRUS HEWAN DAN TUMBUHAN
OLEH: NUR ILMIYATI
VIRUS BACTERIal
Bacteriofage  adalah virus yang menyerang bakteri. Ditemukan terpisah oleh Frederick W. Twort  (Inggris, 1915) dan felix D’Herelle (Paris, 1917). Twort mengamati bahwa koloni-koloni bakteri kadang-kadang lisis dan efek litik ini dapat ditularkan dari koloni ke koloni, efek litik ini walaupun disaring dengan filter bakteri tetap menimbulkan efek litik, dari pengamatan ini Twort  mengusulkan bahwa unsur litik ini Virus. D’Herelle menemukan fenomena ini kembali th 1917, sehingga disebut Fenomena Twort-D’Herelle, dan menciptakan kata bacteriofage  (pemakan bakteri). Mereka menganggap virus ini parasitik terhadap bacteri.
Ciri-ciri umum: Virus bakterial  tersebar luas di alam. Kebanyakan bakteri (tidak semua) ,ada fage. Bakteriofage , seperti umumnya virus, terdiri dari sebuah inti asam nukleat dan dikelilingi oleh selubung protein.
Ada 2 tipe utama virus bakterial: Litik atau virulens dan lisogenik  (virus tenang). Litik menginfeksi sel, sel memberi tanggapan dengan menghasilkan virus baru dalam jumlah besar. Lisogenik , asam nukleat sel dibawa dan direplikasikan di dalam sel-sel bakteri tanpa terjadi lisis. Tapi fage tenang secara mendadak dapat menjadi virulen yang dapat melisis inangnya. Sedang yang bertipe filamen hanya keluar dari  sel tanpa mematikannya
Morfologi dan struktur bakteriofage, Semua fage mempunyai inti asam nukleat yang ditutupi selubung protein (kapsid). Kapsid ini tersusun dari subunit –subunit  morfologis yang disebut Kapsomer. Kapsomer terdiri dari sejumlah subunit  atau molekul protein yang disebut protomer.
Virus bakteri dapat dikelompokkan ke dalam enam type morfologis:
  1. Tipe paling rumit, mempunyai kepala heksagonal, ekor yang kaku dengan seludang kontraktil dan serabut ekor. Dengan DNA berjumlah 2. 
  1. Serupa tipe A, kepala heksagonal tapi tidak memiliki seludang  kontraktil, ekor kaku, ada/tidak  mempunyai serabut ekor. Dengan  DNA berjumlah 2.
  2. Kepala heksagonal, dengan ekor yang lebih pendek dari kepalanya. Tidak berseludang kontraktil. Serabut ekor  ada / tidak. Dengan DNA  berjumlah 2.
  3. Kepala heksagonal tanpa ekor, dengan   kapsomer-kapsomer besar. DNA berjumlah 1.
  4. Kepala heksagonal tanpa ekor, dengan   kapsomer-kapsomer kecil. Dengan RNA berjumlah 1.
  5. Tipe ini berbentuk filamen. Dengan DNA berjumlah 1.
ž  Aspek medis fage virulen
ž  Fage virulen digunakan untuk mengenali dan mengidentifikasi bakteri patogenik.
ž  Galur-galur bakteri dicirikan oleh ketahanan atau kerentanannya terhadap bakteriofage virulen.
ž  Pola lisis suatu galur bakteri yang diakibatkan tipe fage yang berbeda memberi petunjuk mengenai bakteri tersebut.
ž  Proses ini dsb Penentuan Phage-typing dan digunakan secara rutin untuk mengidentifi-kasi bakteri patogen seperti stafilococcus dan basillus tifoid
ž  Aspek medis lisogenik
ž  Dipteri disebabkan oleh Corynebacteriun diphteriae , dapat menimbulkan penyakit karena menghasilkan toksin.
ž  Bakteri ini hanya menghasilkan toksin bila membawa fage tenang.
ž  Clostridium botulinum menghasilkan toksin botulisme akibat lisogenik.
ž  Fenomena mempunyai profage untuk menyebabkan perubahan dalam sifat-sifat suatu bakteri inang dalam lisogenik disebut Konversi lisogenik.
ž  Lisogenik juga dapat digunakan untuk penelaahan virus onkogenik, karena virus berkemampuan untuk mengekalkan genomnya pada sel terinfeksi

VIRUS HEWAN DAN TUMBUHAN

Anatomi Virus
       Ukurannya sangat  beragam , demikian juga bentuknya, tetapi tidak dijumpai tipe seperti berudu seperti yang khas dimiliki oleh beberapa bakteriofage. Ukuran virion berkisar dari 10 – 300nm.
Parasitisme virus
Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dlm sel inang, maka virus hewan diselubungi oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan Plasmalema inang dan melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel.
Beberapa virus (misalnya virus polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya masuk. Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula ditranskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya enzim yang tersandi oleh virus akan mengambil alih.
Sintesis sel inang biasanya berhenti, genom virus bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi virion dewasa.
Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek plasma membran inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat pula genom virus terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya (provirus).
Banyak genom eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini mengakibatkan transformasi neoplastik sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama penggandaan virus.
Virus tumor DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous)
       Modes of infection and replication of animal viruses
       Focus on  animals viruses with a viral envelop
      The envelop is outside the capsid and helps the virus enter the host cell.
      Generally a lipid bilayer with glycoprotein spikes
      The envelop fuses with the cell membrane
      The ER of the host cell makes the membrane proteins which are transported to the membrane
      New viruses exits the host in a process similar to exocytosis.
       RETROVIRUSES
       Sifat-sifat yang digunakan untuk klasifikasi virus
Ciri-ciri utama:                                                  Ciri-ciri sekunder:
                -  Asam nukleat:                                                -  Kisaran inang: spesies
                RNA (utasan tunggal/ganda)           inang; jar. Inang atau tipe
                DNA (utasan tunggal/ganda)          sel yg khusus                 
                -  Struktur partikel virus:                               -  cara penularan, c/ Faeses
                Kapsid helikal (bugil/bersampul)               -  struktur permukaan
                Kapsid ikosahedron                             khusus ( sifat-sifat
                                 (bugil/bersampul)                               antigenik)
                Struktur komplex ( mis. Berekor)             
                -  Jumlah kapsomer
                -  ukuran virion
                -  Kerentanan thd bahan yg melumpuhkan
                -  situs replikasi : nukleus / sitoplasma
                               
Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus.
Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya:
v  Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan,
v  virus campak menginfeksi kulit,
v  virus hepatitis menginfeksi hati, dan
v  virus rabies menyerang sel-sel saraf.
       Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome),
                yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.
                Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.
Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam.
Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis
penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous
sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan
monyet. Penyebabnya adalah virus rabies.
       Penyakit manusia akibat virus
       Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks).
       Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan.
       Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.
Pencegahan dan pengobatan
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh.
Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.
Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.
Kanker
Lebih dari 100  tipe kanker yang berbeda secara klinis telah di kenal, masing-masing mempunyai
seperangkat gejala yang unik dan membutuhkan terapi yang khusus.
Tetapi semuanya dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori virus:
1. Leukemia, sumsum tulang blk menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah abnormal
2. Limfoma, Limpha dan kelenjar getah bening menghasilkan limfosit dlm jumlah abnormal.
3. Sarkoma, tumor padat yang tumbuh dari derivat mesoderma embrio, spt. Jaringan-jaringan penghubung, tl. Rawan, tulang, otot, dan lemak.
4. Karsinoma, tumor padat yang berasal dari Jaringan-jaringan epitelial, merup. Bentuk kanker yang paling umum.
                Jaringan-jaringan epitelial serta derivatnya, spt. Kulit, kelenjar, syaraf, payudara, dan lapisan-lapisan sistem pernafasan, gastrointestin, urinaria dan alat kelamin.
Virus Onkogenik: virus yang menginduksi tumor, genom virus melalui suatu cara menjadi terpadu
atau berasosiasi erat dengan DNA inang.
Kanker mempunyai 3 ciri utama:
       Hiperplasia, ialah perbanyakan sel-sel yang tak terkendali.
       Anaplasia, ialah tidak normalnya struktur sel, sel tsb. fungsinya berkurang bahkan hilang.
       Metastasis, ialah kemampuan sel yang ganas untuk memisahkan dirinya dari tumor dan membentuk tumor yang baru pada situs lain di dalam sel inang